Kitaharus fokus pada penanaman benih di rentang waktu yang sesuai, tergantung kapan kita ingin panen. Tergantung pada varietasnya, selada dapat tumbuh pada suhu antara 45 hingga 64°F (7-18°C). Dalam keadaan tertentu dan penanganan khusus (misalnya naungan), selada dapat tumbuh bahkan pada suhu 84°C (29°C). Ketika kita memutuskan untuk
Pilihvarietas selada yang tahan panas jika ingin menanamnya di musim panas. Gunakan gembor atau slang dengan nozel semprot diffuser (bisa menyebar dengan lembut) untuk menyirami kebun selada. Jangan menyiraminya secara berlebihan, pastikan Anda hanya sekadar membuat tanahnya menjadi lembap. 6.
Padasaat praktek menanam selada ini saya menghabiskan air nutrisi sekitar 80 ltr untuk 156 lubang tanam terdiri dari 6 batang pipa 2.5". Setiap lubang tanam diisi 2 bibit selada. Dibawah ini akan saya uraikan cara pindah tanam yang biasa saya lakukan. Alat/bahan yang diperlukan : - Netpot (saya pakai pipa 1" atau kepala botol plastic)
cash. em>Nasturtium adalah tumbuhan dari famili Cruciferae Brassicaceae . Tumbuhan ini sebenarnya bukan tumbuhan asli Indonesia dan merupakan salah satu sayuran musim dingin. Selada air Nasturtium sp. adalah tumbuhan invasif yang sering digunakan sebagai sayuran atau salad. Selada air memiliki banyak sekali kandungan nutrisi dan senyawa yang berkhasiat sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi selada air Nasturtium sp. di Kabupaten Batang. Sampel diambil di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, dengan metode purposive random sampling . Karakter morfologi yang diamati meliputi karakter morfologi secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selada air di Kabupaten Batang adalah spesies Nasturtium officinale W. T. Aiton. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol 1, No 2 2018, 66-73 DOI. Copyright c 2018 Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 67 Karakterisasi Morfologi Selada Air Nasturtium sp. di Kabupaten Batang Lilis Sa’adah Prodi Gizi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, UIN Walisongo Semarang Email li25saadah Abstrak Nasturtium adalah tumbuhan dari famili Cruciferae Brassicaceae. Tumbuhan ini sebenarnya bukan tumbuhan asli Indonesia dan merupakan salah satu sayuran musim dingin. Selada air Nasturtium sp. adalah tumbuhan invasif yang sering digunakan sebagai sayuran atau salad. Selada air memiliki banyak sekali kandungan nutrisi dan senyawa yang berkhasiat sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi selada air Nasturtium sp. di Kabupaten Batang. Sampel diambil di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, dengan metode purposive random sampling. Karakter morfologi yang diamati meliputi karakter morfologi secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selada air di Kabupaten Batang adalah spesies Nasturtium officinale W. T. Aiton. Kata kunci Morfologi, selada air, Nasturtium officinale W. T. Aiton Pendahuluan Karakter morfologi merupakan ciri yang umum digunakan untuk mengklasifikasikan tumbuhan. Karakter morfologi pada Pteridophyta dan Spermatopyhta yang dapat diamati adalah semua organ tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji beserta bagian-bagian dan bentuk-bentuknya, sedangkan dalam penelitian ini yang akan dikarakterisasi hanya organ daun, batang, dan akar. Selada air watercress termasuk ke dalam genus Nasturtium. Watercress tumbuh dengan baik di tempat yang beriklim dingin di aliran air yang tenang dan bersih Stephens, 2012. Bangsa Brassicaceae sering disebut juga sebagai bangsa mustard karena dapat menghasilkan minyak mustard. Mustard memiliki 4 petal yang tersusun seperti huruf X atau H. Petalnya mungkin terpisah dengan dalam yang membuatnya muncul seperti 8 petal. Kulit biji mustard mempunyai banyak bentuk dan ukuran, tetapi selalu berbentuk tandan pada tangkai tangkai bunga yang terkadang terlihat seperti tangga spiral. Mustard mempunyai 4 sepal, 4 petal, dan 6 stamen 2 pendek, 4 panjang. Ovari terletak superior dan terdiri atas gabungan dari dua karpel bicarpellate membentuk satu ruang tunggal. Buahnya matang seperti siliqua, artinya sebuah kulit yang berada di dinding luar jatuh meninggalkan bagian dalam yang murni secara sempurna. Genus yang ditemukan di dunia ada 375 genus dan 3200 spesies, sekitar 55 genus ditemukan di Amerika Utara Thomas J., 2010. N. officinale R. Br. bisa keliru dianggap sebagai Western bittercress Cardamine occidentalis yang cenderung tumbuh di tanah yang basah dari pada di air, tangkai bunganya lebih panjang, daun muda lebih berombak dan lebih besar, dan buah yang lebih besar. N. officinale R. Br. juga bisa dibingungkan dengan Amoracia latuscris atau spesies Nasturtium dan Rorippa yang lain, termasuk N. microphyllum Boenn. Rchb. yang hanya mempunyai satu deret biji dalam kulitnya Barker, 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi karakter morfologi selada air Nasturtium sp. diKabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Lilis Sa’adah 68 Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 Metode Populasi dalam penelitian ini adalah populasi selada air Nasturtium spp. yang berada di Kabupaten Batang. Sampel diambil di Desa Deles, Kecamatan Bawang dengan menggunakan metode purposive random sampling, yaitu pengambilan sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan dari sampling ini adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya contructions, jadi tujuannya bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya akan dikembangkan ke dalam generalisasi Moleong, 2013. Lokasi pengambilan sampel adalah lahan persawahan di samping sungai yang lebarnya ± 3 m pada ketinggian 4220 mdpl dan suhu air antara 22º C - 23º C. Sampel diambil secara acak sebanyak 25 sampel kemudian dipilih lagi 10 sampel secara acak. Area persawahannya berada ditepi sungai dengan aliran air yang pelan sampai agak deras, tanah berlumpur dengan kedalaman mencapai 40 cm. Sampel diambil di 6 titik secara acak. Sampel A-1, A-2, A-3, dan A-4 diambil dari titik pertama yang berada agak jauh dari sungai yaitu pada petak sawah ketiga dari sungai. Satu petak sawah ± 5 m x 5 m. Airnya jernih dan mengalir pelan, seluruh sawah tergenang air yang merendam akar dan sebagian batang tanaman. Umur selada air pada titik ini telah mencapai sekitar 50 hari sehingga siap dipanen 10 hari lagi karena pada saat sampling dilakukan curah hujan cukup tinggi. Sampel diambil secara acak pada tepi sawah. Sampel A-5, A-6, A-7, dan A-8 diambil di titik kedua, yaitu di tanah basah di antara petakan sawah kedua dari sungai. Tanaman tidak terendam air, tetapi tumbuh liar di pematang sawah. Umur tanaman pada titik ini sama dengan umur tanaman pada titik pertama, tetapi biasanya petani tidak menghiraukan tanaman yang tumbuh di pematang sawah karena batangnya cenderung keras, pendek, dan daunnya kecil sehingga kurang enak untuk dikonsumsi. Sampel A-9, A-10, A-11, dan A-12 diambil di titik ketiga, yaitu petak sawah kedua dari sungai. Airnya jernih dan alirannya agak deras. Sampel diambil secara acak 1 m dari tepi sawah. Sampel A-13, A-14, A-15, dan A-16 diambil di titik keempat, yaitu petak sawah yang berada tepat di tepi sungai. Airnya jernih dan mengalir dengan tenang. Umur tanaman pada titik ketiga dan keempat sama dengan umur tanaman pada titik pertama dan kedua. Sampel diambil dari bagian tepi sawah. Sampel A-17, A-18, A-19, dan A-20 diambil di titik kelima yang berada agak jauh dari sungai, dekat dengan aliran air irigasi. Airnya jernih dan mengalir pelan pada bagian tepinya, sedangkan bagian tengahnya mengalir sangat tenang. Tanaman pada titik ini siap dipanen ± 1 minggu lagi. Sampel diambil pada bagian tepi sawah. Titik terakhir adalah titik pengambilan sampel A-21, A-22, A-23, A-24, dan A-25. Titik ini berada 1 petak di atas titik kelima. Aliran airnya agak deras pada bagian tepi dan tenang pada bagian tengahnya. Tanaman siap dipanen 1 minggu lagi dan sampel diambil pada bagian tepi sawah. Setelah diperoleh 25 sampel kemudian diambil lagi 10 sampel secara acak, dari masing-masing titik sampling maksimal diambil 2 sampel. Sampel yang diperoleh adalah A-1, A-2, A-6, A-7, A-9, A-14, A-16, A-18, A-20, dan A-25. Sampel yang telah diambil kemudian dikarakterisasi morfologi-nya. Karakteristik morfologi yang diteliti merujuk pada karakter morfologi Tjitrosoepomo 2007, meliputi warna daun, tipe bangun daun, tipe tepi daun, tipe ujung daun, tipe pangkal daun, tipe pertulangan daun, tekstur permukaan daun, tipe daun, tipe daging daun, panjang daun, lebar daun, jumlah anak daun dalam satu tangkai, panjang batang, jenis batang, Bentuk batang, warna batang, jenis percabangan, tipe permukaan batang, tekstur batang, tipe akar, bentuk akar, serta karakter tambahan lainnya, yaitu ada tidaknya antosianin pada pengamatan mata telanjang dan ada tidakya akar di nodus batang. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa selada air dari Desa Deles, Kecamatan Bawang Kabupaten Batang adalah spesies Nasturtium officinale W. T. Aiton. N. Officinale R. Br. berdaun majemuk dengan banyak daun muda yang bertepi berombak, oval, atau berbentuk tombak yang tumbuh dari tangkai Karakterisasi Morfologi Selada Air ... Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 69 pusat. Panjang daunnya antara 4-12 cm pada tipe daun muda yang terlebar, batangnya antara 10-60 cm dan pada bagian bawahnya terdapat akar serabut yang tipis. Bunganya berukuran 3-5 mm terdapat di ujung batang dan tangkai yang pendek dengan 4 mahkota yang berwarna putih. Panjang buahnya antara 10-25 mm dan lebarnya 2 mm yang terletak pada tangkai yang panjangnya 8-12 mm. Buahnya tipis, silinder agak melengkung dan terdiri atas 4 deret biji bulat yang kecil Barker, 2009 Herba ini digunakan untuk mengobati bronkitis, diuresis, sebagai anti-ulcerogenik, obat kudis, tuberkulosis, influenza, asma, suplemen makanan dan juga antimikrobia dan antikarsinogenik Hoseini, dkk, 2009. Penelitian Ellis 2011 menunjukkan bahwa ekstrak daun selada air memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dan dapat menghambat oksidasi lemak/minyak. Karakter morfologi selada air di Kabupaten Batang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Karakter kuantitatif morfologi daun Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Tabel 2. Karakter kualitatif morfologi daun Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang Lilis Sa’adah 70 Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 Tabel 3. Karakter kuantitatif morfologi batang Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang Tabel 4. Karakter kualitatif morfologi batang Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang Karakterisasi Morfologi Selada Air ... Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 71 Tabel 5. Karakter kualitatif morfologi akar Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang Sampel diambil dari petak-petak sawah dan lahan basah di antara petakan sawah secara acak. Umur selada air pada lokasi pengambilan berbeda-beda, tetapi yang diambil sebagai sampel adalah yang sudah siap panen atau kurang sedikit. Petani selada air setempat menyebutkan bahwa umur selada air yang siap panen umumnya adalah 2 bulan ketika curah hujan tinggi, sedangkan ketika curah hujan sudah menurun atau mendekati musim kemarau dapat dipanen setelah 40 hari. Selada air yang ditanam ketika curah hujan tinggi batangnya lebih pendek dan daunnya juga lebih kecil daripada yang ditaman ketika curah hujan rendah, selain itu ketika curah hujan tinggi selada air lebih rentan terserang penyakit dan terseret arus sungai yang meluap atau arus yang terlalu deras sehingga petani gagal panen. Daun folium Organ pembuat makanan ini berbentuk pipih lebar, agar dapat melaksanakan tugas utamanya yaitu fotosintesis dengan maksimal. Daun yang diukur adalah anak daun paling ujung yang merupakan daun terbesar, pengulangan dilakukan sebanyak 3x untuk mendapatkan nilai rata-rata. Rata-rata panjang daun adalah berkisar antara 2,3 – 4,0 cm. Rata-rata lebar daun yang diperoleh berkisar antara 2,2 – 3,8 cm. Selada air yang sedang tumbuh saat itu berdasarkan penuturan petani setempat termasuk kurang baik karena sampling dilakukan pada saat curah hujan cukup tinggi sehingga selada air tidak dapat tumbuh dengan maksimal. Hal tersebut dapat disebabkan pada saat curah hujan tinggi aliran air menjadi lebih deras, sedangkan selada air kurang toleran terhadap air yang diam atau yang terlalu deras Barker, 2009. Karakter kualitatif semua sampel hampir sama. Hanya ada sedikit perbedaan pada ujung daun yang memiliki bentuk agak membelah-membulat. Bangun daunnya agak membulat-membulat karena tidak semua sampel memiliki panjang dan lebar daun yang sama. Bangun daun dikatakan agak membulat karena selisih antara panjang dan lebar daun kurang dari cm Tjitrosoepomo, 2007. Tepi daunnya berombak repandus karena sinus dan angulusnya sama-sama tumpul, dan pangkal daunnya berlekuk emarginatus. Tipe pertulangan daunnya menjari palminervis karena pada ujung tangkainya keluar 3 tulang yang memencar. Tekstur permukaan daunnya licin mengkilat nitidus. Tipe daunnya adalah daun majemuk menyirip pinnatus. Daun majemuk adalah daun yang memiliki lebih dari satu helaian daun pada setiap tangkainya. Daun majemuk menyirip pinnatus adalah daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan kiri ibu tangkai daun Tjitrosoepomo, 2007. Daging daunnya bertekstur tipis lunak herbaceus. Lilis Sa’adah 72 Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 Gambar 1. Daun Batang Caulis Rata-rata panjang batang sampel adalah cm dengan batang terpanjang mencapai 70 cm yang terdapat pada sampel A-25 dan batang terpendek tedapat pada sampel A-7 dengan panjang 26,6 cm. Karakter kualitatif batang juga relatif sama. Warnanya hijau, teksturnya agak lunak-agak keras. Tekstur batang agak keras maksudnya adalah batang lunak yang agak keras, tetapi tidak sekeras batang berkayu. Tekstur batang agak lunak maksudnya adalah batang yang tidak terlalu lunak, tapi tidak sekeras tipe pertama agak keras.Tekstur batang yang demikian dapat disebabkan oleh kondisi tanah tempat tumbuhnya, kadar air yang menggenangi, kedalaman akar dan batang yang tertanam dalam tanah, dan usia tumbuhan. Kemungkinan terbesar faktor yang menyebabkan perbedaan tekstur batang pada sampel adalah usia tumbuhan, selain itu setiap batang yang terendam air akan muncul akar dan menjadi individu baru sehingga sulit untuk menentukan umur tumbuhan secara pasti karena tidak ada perlakuan khusus di laboratorium. Gambar 2. Batang dengan akar adventif Jenis batangnya adalah batang basah herbaceus, yaitu batang yang lunak dan berair Tjitrosoepomo, 2007. Bentuk batangnya segi tiga triangularis dan tipe percabangannya monopodial karena batang pokok tampak jelas, lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-cabangnya. Per-mukaan batang semua sampel adalah licin laevis. Ada atau tidaknya antosianin pada batang terlihat jelas dengan adanya warna ungu pada batang. Semua sampel menunjukkan tidak ada antosianin yang terlihat pada batang. Pigmen tumbuhan ditemukan dalam plastida dan vakuola. Ada bermacam-macam pigmen tumbuhan, salah satunya adalah flavonoid antosianin dan flavon atau flavonol yang biasanya terdapat di vakuola, khususnya pada bunga dan buah dengan berbagai warna Mulyani E. S., 2006. Akar Semua sampel memiliki tipe akar serabut kecil-kecil berbentuk benang. Selada air Karakterisasi Morfologi Selada Air ... Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 73 Nasturtium spp. adalah tumbuhan dikotil tetapi akarnya berupa akar serabut karena perkembang-biakannya secara vegetatif. Akar tunggang hanya dijumpai pada tumbuhan yang ditanam dari biji, sedangkan selada air Nasturtium sp. di Kabupaten Batang ditanam dari batang yang terdapat akar adventif karena tidak dapat berbunga dan berbiji. Gambar 3. Akar Lahan di Kabupaten Batang terdapat banyak tanah berlumpur, sehingga akarnya panjang dan memiliki banyak akar adventif di nodus batang yang terendam air sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Kesimpulan Karakterisasi morfologi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa selada air di Kabupaten Batang adalah spesies Nasturtium officinale W. T. Aiton. dicirikan dengan panjang batang dan tidak adanya antosianin yang tampak pada daun maupun batang. Morfologi bunga, buah, dan biji tidak dapat dikarakterisasi karena selada air yang tumbuh di wilayah ekuator tidak dapat berbunga. DAFTAR PUSTAKA Barker, Daniel J. 2013. Pacific Northwest Aquatic Invasive Species Profile Nasturtium officinale Watercress. Diakses 10 Desember 2014. Elpel, Thomas J. 2010. Botany In A Day; The Pattern Method of Plant Identification 5th ed. HOPS Press. Montana. Hoseini, Hassan Fallah. 2009. The Effect of Nasturtium officinale on Blood Glucose Level in Diabetic Rats. pdf. Diakses 10 Desember 2014. Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Permatasari, E. 2011. Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif pada Selada Air Nasturtium officinale L. R. Br.. Skripsi, Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Stephens, James M. 2012. Watercress–Nasturtium officinale R. Br. Diakses 10 Desember 2014. Desy RomadhoniSintesis polimer adalah proses menggabungkan banyak molekul yang dikenal sebagai monomer menjadi rantai kovalen atau jaringan Sulistyawati, 2006. Salah satu polimer adalah polimer superabsorben SAP yang secara efektif dapat menyerap banyak air, larutan garam, juga cairan dengan daya serap mulai 10 hingga 1000 kali dari berat awal juga tidak melepaskan cairan tersebut kembali Astrini et al., 2016. Polimer superabsorben dapat dibuat dari turunan bahan alam seperti pati, selulosa, kolagen, kitosan, gelatin, alginate dan dekstran yang memiliki gugus hidrofilik juga mempunyai daya afinitas yang tinggi terhadap air maupun bahan cairan lainnya Astrini et al., 2016. Imam Safir Alwan NurzaHanjuang Cordyline fruticosa is perennial plant which has function as protective plant and barrier in rice fields or fields. The research purpose was to determine Hanjuang Cordyline fruticosa plant based on morphology and anatomy. The research method used was descriptive qualitative. Samples were taken at Bogor Botanical Gardens. The anatomy Observed under microscope light with magnification 100-400 times. The research resulted that leaves morphology showed pointed apical and base, arrangement pinnate bones, flesh like paper, lanceolate shape, smooth surface, choppy edges, bright purple when exposed to sunlight and purple when is not, and type leaf sheath. Moreover, leaves, stems, and roots have support tissue in form of colenchyma. The anatomy of stem and root showed transport tissue but xylem observed larger than its phloem. Root showed radially shape. Leaves has an actinositic stomata and content ergastic in the form of needle crystals. Leaves could be seen purple in water and changes when to yellow and green after some drops of basic solutions. It showed that Hanjuang Cordyline fruticosa leaves contain anthocyanin but no has not been able to resolve any references for this publication.
√ 6 Cara Budidaya Selada Terlengkap – Hai para budidayawan kembali lagi dalam artikel Kali ini kita akan membahas mengenai Cara Budidaya Selada. Ada yang sudah mengetahui bagaimana cara menanam selada agar yang baik dan benar? Mari simak yuk dalam penjelasannya dibawah ini ya. √ 6 Cara Budidaya Selada Terlengkap Mengenal SeladaVarietas Benih SeladaManfaat SeladaJenis – Jenis SeladaSyarat Tumbuh Tanaman SeladaCara Menanam SeladaHama dan Penyakit SeladaSebarkan iniPosting terkait Mengenal Selada Selada Lactuca sativa L. merupakan sayuran yang paling banyak dijadikan salad dan juga ada di menu makanan khas Indonesia gado-gado ini, termasuk dalam famili Compositae dan merupakan sayuran berumur semusim. Tanaman ini berasal dari daerah beriklim sedang di kawasan Asia Barat dan Amerika, sebelum akhirnya meluas ke berbagai Negara, termasuk ke Negara-negara yang beriklim panas. Di Indonesia, selada belum berkembang dengan pesat sebagaimana jenis sayuran lainnya. Hanya daerah yang menjadi berbagai pusat-pusat produsen sayur saja yang banyak ditanami selada ini. Varietas Benih Selada Benih Selada Geand Rapids Rekomendasi dataran rendah, menengah, tinggi. Benih Selada Iceberg Rekomendasi dari dataran rendah, menengah, tinggi. Benih Selada Kriebo Rekomendasi dataran rendah-menengah. Benih Selada Lettuce Red Romaine Rekomendasi dataran rendah, menengah dan tinggi. Manfaat Selada Membantu proses pertumbuhan. Membantu mengobati diabetes. Dapat menambah darah. Mencegah sariawan. Membantu mencegah risiko cacat kandungan. Membantu proses diet. Membantu mengatasi insomnia. Menetralisir kandungan racun dalam tubuh. Menjaga daya tahan tubuh. Menyeimbangkan gula dalam darah. Jenis – Jenis Selada Lollo Verde sering disebut sebagai selada keriting. Ciri-cirinya adalah memiliki daun yang ramping namun dengan ujung yang bergelombang atau kriting. Tulang daunnya berwarna putih dengan tekstur yang empuk. Lollo Rosso mirip dengan selada keriting namun yang membedakannya adalah warna ujung daunnya yang berwarna kemerahan. Teksturnya lembut dan renyah. Iceberg Lettuce memiliki bonggol yang besar. Daunnya berlapis-lapis dan padat. Cos atau Romaine Lettuce memiliki bentuk yang mirip dengan sawi putih. Warna daunnya hijau dengan bentuk yang memanjang. Boston Lettuce ini memiliki bonggol di bagian bawahnya atau juga di pangkalnya. Teksturnya juga renyah. Radicchio ini juga memiliki bentuk fisik yang secara kasat mata berbeda dengan selada lainnya. Daunnya yang berwarna merah gelap dengan serat-serat putih. Bentuknya bulat memanjang dan juga rasanya agak pahit. Butterhead memiliki lembaran-lembaran daun yang berwarna kuning. Syarat Tumbuh Tanaman Selada Selada tumbuh baik di dataran tinggi pegunungan. Di dataran rendah kropnya kecil-kecil dan cepat berbunga. Pertumbuhan yang sangat optimal pada tanah yang subur banyak mengandung humus, juga mengandung pasir atau lumpur. Suhu yang optimal untuk sebuah syarat tumbuhnya antara 15-20 0C, pH tanah antara 5-6,5. Waktu tanam yang terbaik ialah pada akhir musim hujan. Walaupun demikian juga dapat pula ditanam pada musim kemarau dengan pengairan atau penyiraman yang sangat cukup. Cara Menanam Selada 1. Pemilihan Benih Selada Selada Bokor yaitu selada ini bisanya digunakan untuk sandwich dan burger. Ia juga bisa digunakan untuk dapat membuat salad yang dingin, segar dan renyah, Selada Boston ialah untuk selada yang satu ini, daunnya begitu lembut serta memiliki warna hijau, dan sangat bernutrisi, Selada Loose Leaf yakni warnanya berwarna hijau terang, ia tahan terhadap suhu yang jauh lebih hangat bila dibanding dengan jenis selada lain. 2. Lahan Tanam Tanah pada lahan tanam digali dengan kedalaman sekitar 20-30 cm. Kemudian diberi pupuk kandang dengan dosis sekitar 10 ton/ hektar. Kemudian tanah dan pupuk kandang di aduk dan di ratakan. Kemudian buatlah bedengan dengan lebar sekitar 100-120 cm. Kemudian buatlah sebuah alur atau garitan pada bedengan dengan cangkul miring. Setiap bedengan terdapat sekitar 4 alur atau garitan dengan jarak antar alur atau garitan sekitar 25 cm. Tapi jika benih ditaburkan secara langsung, buatlah lubang tanam dengan jarak 25 cm x 25 cm atau 20 cm x 30 cm. 3. Penyemaian Benih Selada Campurkan tanah, sekam padi, dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 211. Aduk rata campuran tersebut dengan menggunakan cetok atau alat sejenisnya. Penuhi ¾ dari bagian pot atau polybag yang digunakan dengan salah satu campuran tanah, sekam padi, dan pupuk kandang. Buatlah lubang di bagian tengahnya sedalam 2 cm. Letakkan dua benih atau biji selada ini di lubang yang telah dibuat pada setiap masing-masing pot atau polybag. Timbun biji atau benih selada dengan campuran tanah dan pupuk. Padatkan tanah dengan menepuk-nepuk secara perlahan. Siram dengan air secukupnya. Lakukanlah dengan lembut. Pastikan agar media semai tetap lembab. Benih selada ini biasanya tumbuh atau mulai berkecambah setelah berumur sekitar 3 sampai 4 hari. Tetaplah siram benih yang dapat disemai dengan teratur. Biarkan bibit ini tumbuh di persemaian hingga berumur sekitar 17 hari. Pada usia ini bibit biasanya sudah memiliki daun sebanyak 4 sampai 5 helai. Hal itu menandakan bahwa bibit sudah siap untuk dipindahkan ke media atau lahan yang lebih permanen. 4. Penanaman Benih Selada Penanaman yang secara langsung dapat dilakukan dengan cara benih ditabur dalam garitan yang telah ditentukan. Jika melalui persemaian, bibit dapat ditanam dengan jarak tanam seperti tersebut di atas, sehingga dalam satu bedengan ini dapat memuat sekitar 4 baris tanaman. √ 6 Cara Budidaya Selada Terlengkap 5. Perawatan Benih Selada Penyiangan Selada sudah harus disiangi ketika berumur 2 minggu. Hal ini juga disebabkan karena akar selada yang menancap di tanah dangkal, sehingga tidak akan mampu untuk bersaing dengan tanaman lain utamanya banyak rumput-rumput liar dalam menyerap hara. Fungsi lain dari penyiangan adalah untuk menekan serangan hama atau penyakit. Penyiangan dilakukan dengan Interval satu minggu sekali. Pengairan Karena tanaman selada butuh air yang cukup, maka pengairan juga harus mendapat perhatian, utamanya di daerah dataran rendah yang suhu udaranya lebih panas serta sering kekurangan air. Kebutuhan air juga wajib dipenuhi pada masa awal penanaman, disaat tanaman berumur sekitar 2 minggu, atau saat penyiangan pertama, juga pada waktu tanaman berumur 1 bulan. Penyiraman Penyiraman bisa dilakukan dengan langsung menyiramkan air ke bagian batang dan daun tanaman, bisa juga dengan mengalirkan air melalui parit-parit pengairan di kanan-kiri lahan penanaman. Perhatikan suatu kondisi parit pengairan, agar senantiasa dapat melewatkan dari kelebihan air di saat turun hujan lebat. Jangan sampai ada air yang tergenang sangat cukup lama di sekitar tanaman, karena akan dapat merusak perakaran dan juga menyebabkan tanaman menjadi roboh. Pemupukan Jika tanaman terlihat kurang subur, berikan pupuk tambahan berupa pupuk kandang sebanyak 2 ton untuk satu hektar lahan. Pupuk kandang yang baik adalah yang mengandung unsur nitrogen yang tinggi seperti kotoran ayam. Selain pupuk kandang, dapat pula ditambahkan pada berbagai pupuk kimia, dengan dosis untuk setiap satu hektar lahan sebanyak sekitar 200 kg urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCI 100 kg. 6. Proses Panen Selada Cabutlah selada sampai ke akarnya. Pilahlah selada daun yang masih segar. Jika daun selada sudah layu atau kering, buanglah! Cuci selada dengan air mengalir hingga bersih. Kelompokkan selada berdasarkan besar daun yang sama. Kumpulkan dalam satu keranjang bersih. Panenlah selada dengan gerak yang cepat, mengingat masa selada yang baik berada dalam kurun waktu singkat. Hama dan Penyakit Selada Kutu Daun Jenis hama yang paling banyak menyerang tanaman selada adalah kutu daun. Akibat yang ditimbulkan dari hama ini berupa mengerut dan mengeringnya daun karena kurang cairan. Tanaman muda yang terserang kutu daun, pertumbuhannya tidak dapat sempurna atau kerdil. Untuk dapat mengendalikan kutu ini, diperlukan Insektisida, seperti Diazinon, Orthene 75 SP, maupun Bayrusil. Cara pemakaiannya dengan menyemprotkan insektisida tersebut dengan dosis 2 cc/l air. Thrips Hama lain yang juga kerap menyerang tanaman selada adalah thrips. Ciri dari serangan hama ini berupa menguning dan mengeringnya daun sebelum akhirnya tanaman mati. Untuk mengendalikan hama ini dapat digunakan Tamarot 200 EC, Bayrusil 250 EC, atau Tokuthion 500 EC dengan dosis 2 ml perliter air. Penyakit Busuk Batang Untuk jenis penyakit yang sering menyerang tanaman selada adalah penyakit busuk batang. Gejalanya ditandai dengan melunak dan berlendirnya batang, sedang akibat yang ditimbulkannya adalah membusuknya akar. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani. Untuk mencegahnya, lahan harus senantiasa dijaga kebersihannya serta mengurangi kelembaban lahan. Dapat pula dengan menyemprotkan fungisida Maneb atau Dithane M 45 dengan dosiss 2 g/l. Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ 6 Cara Budidaya Selada Terlengkap. Semoga bermanfaat dan juga dapat menambah ilmu pengetahuan akan cara membudidayakannya. Terima Kasih. Baca Juga Artikel –
- Cara menyimpan selada air terbilang gampang-gampang susah. Selada air mudah busuk, seperti teksturnya tidak renyah dan warna daun selada air berubah, kalau disimpan dalam keadaan ada trik menyimpan selada air agar segar tahan lama. Salah satu caranya, simpan di dalam kulkas dengan kantong berlubang. Berikut cara menyimpan selada air agar segar sebagai sayuran hijau di masakan favoritmu. Baca juga Cara Simpan Sayur Asin yang Benar supaya Awet dan Tetap Renyah 1. Rendam batang selada air dengan air dingin Dilansir dari Bon Appetit, selada air tumbuh di air dangkal yang mengalir dan panen sepanjang cara tumbuhnya, simpan selada air di dalam lemari es dalam botol kaca berisikan air dingin. Masukkan batang selada air hingga terendam dengan air. Tutup daun selada air dengan kantong plastik. Cara simpan selada air ini menjaga selada air tetap segar hingga 5 hari. Kalau kamu akan memasaknya, tiriskan selada air dan potong bagian batang tengahnya yang tebal. 2. Simpan dalam kantong berlubang di lemari es Dilansir dari BBC Good Food, kamu bisa menyimpan selada air di dalam kantong berlubang di lemari es. Pastikan kamu sudah mencuci selada air hingga bersih. Keringkan dengan tisu dapur hingga benar-benar kering. Kemudian, masukkan ke dalam kantong berlubang yang sudah disiapkan. Baca juga 5 Cara Simpan Daun Salam agar Awet Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
cara menanam selada air dari batang